Kamis, 27 November 2014

Sayidina Muhammadku

Ya Rosululloh ya Habiballoh

Wahai sang mentari
sinari aku dengan syafaatmu
terangi kalbuku dengan nur yang Allah berikan padamu
agar aku bisa memandang manusia dengan mata hati yang sama denganmu
tapi apakah mungkin ?

Ya Rosululloh ya Habiballoh

Katakan padaku siapa pengikutmu sesungguhnya dihari ini
aku tak butuh pengaku,pengkafir, penghujat Agama Islam
tapi aku butuh seseorang yang menjalankan agamanya
dengan kelembutan hati dan akhlak mulia seperti yang engkau lakukan dan ajarkan
tapi siapa dan dimana ia kini ?

Ya Rosululloh ya Habiballoh

aku ingin sekali memelukmu dan mencium tanganmu
dan mengobrol laksana seorang ummat dengan nabinya
membicarakan keegoisan dan keangkuhan manusia yang menyebar
seperti lahirnya syetan-syetan dan mulai tak terhitung jumlahnya
bisakah?

Ya Rosululloh ya Habiballoh

harapan terakhir dalam hidupku
datanglah wahai putra sayid Abdullah ke dalam mimpiku
lepaskanlah dahaga rindu ku padamu
dan bisikan lah tentang makna kebenaran hakiki padaku
pantaskah?

KaryaKu
Alfaqir  

Ibu

Sang Pejuang Yang Tak Kenal Lelah

Masih teringat dalam benakku saat-saat yang mengharukan bersamamu, ya saat itu aku masih kecil dengan dua orang adikku ( yang ke empat belum lahir ). Aku memanggilnya "emak". Dialah sosok panutan ku dalam kehidupan ini.
Saat itu keluarga kami benar-benar sedang di uji oleh Allah. Bagaiman tidak menyedihkan ayah yang menjadi kepala keluarga jatuh sakit sehingga emak harus memutar otak untuk menghidupi keluarga kami.Tidak berhenti disitu keadaan kami yang miskin membuat kami harus hutang sana-sini bahkan saudarapun menjauh seperti orang yang tak kenal dan enggan direpotkan oleh keluarga kami yang sedang kesulitan.
Aku ingat betul kami berdua berjalan keliling dan bahkan keluar kampung untuk menjajakan kripik buatan rumahan, kadang habis kadang tidak, kadang-kadang juga pembeli mengembalikan barang karena sudah melempem karena tidak ada yang membeli.tak hanya itu akhirnya ibu beralih usaha menjadi penjual pakaian keliling ke kampung seberang dan akupun sering mendampinginya, keringat yang mengucur dan raut muka yng kelelahan kulihat setiap hari. Setiap hari makan secukupnya atau bahkan seadanya, bayangkan mie rebus dua bungkus untuk berlima orang, sampai-sampai pernah suatu hari adiku pulang sekolah menangis karena memang tidak ada apapun untuk dimakan.
Yang paling aku salutkan adalah ibuku tak pernah melupakan tahajudnya. aku menyaksikan sendiri tiap malam beliau menangis berdo'a kepada Allah dalam tahajudnya.
Setelah beberapa tahun Alahmdulillah Allah menjawab doa-doa beliau, ayah yang mulai sembuh dari penyakitnya sehingga bisa mulai usahanya lagi walaupun hanya sedikit penghasilanya. dan Alhamdulilah Allah memberikan jalan melalui tetangga yang bekerja menjadi buruh cuci di perumahan bahwa majikanya membutuhkan guru mengaji privat untuk anak-anaknya. Setelah itu makin banyak orang-orang komplek yang meminta jasanya bahkan sampai satu minggu beliau hanya bisa istirahat malam minggu saja.tekad beliau yang sangat kuat adalah dalam keadaan apapun anak-anaknya harus sekolah yang tinggi dan Alhamdulillah semua bisa sampai kuliah. Kata-kata mutiara senantiasa keluar dari mulut beliau salh satu yang mengharukan "biar emak ga pake emas, baju bagus ame yang penting anak pada sekolah yang tinngi". Sahabatku sekalian demikianlah kisah ibuku yang luar biasa. aku yakin ibu-ibu kalian adalah orang yang luar biasa. Jika kau belum bisa membahagiakanya maka hormati, taati dan berbuat baiklah selalu padanya karena cintanya tak kenal batas, ruang dan waktu. mulai sekarang katakanlah betapa kau mencintainya dan berterima kasihlah padanya dan doakanlah ia.

Puisi Cinta

KERANA CINTA
Kerana cinta duri menjadi mawar
kerana cinta cuka menjelma anggur segar
Kerana cinta keuntungan menjadi mahkota penawar
Kerana cinta kemalangan menjelma keberuntungan
Kerana cinta rumah penjara tampak bagaikan kedai mawar
Kerana cinta tompokan debu kelihatan seperti taman
Kerana cinta api yang berkobar-kobar
Jadi cahaya yang menyenangkan
Kerana cinta syaitan berubah menjadi bidadari
Kerana cinta batu yang keras
menjadi lembut bagaikan mentega
Kerana cinta duka menjadi riang gembira
Kerana cinta hantu berubah menjadi malaikat
Kerana cinta singa tak menakutkan seperti tikus
Kerana cinta sakit jadi sihat
Kerana cinta amarah berubah
menjadi keramah-ramahan

syair Maulana Jalaluddin Rumi

PUASA MEMBAKAR HIJAB
Rasa manis yang tersembunyi,
Ditemukan di dalam perut yang kosong ini!
Ketika perut kecapi telah terisi,
ia tidak dapat berdendang,
Baik dengan nada rendah ataupun tinggi.
Jika otak dan perutmu terbakar karena puasa,
Api mereka akan terus mengeluarkan ratapan dari dalam dadamu.
Melalui api itu, setiap waktu kau akan membakar seratus hijab.
Dan kau akan mendaki seribu derajat di atas jalan serta dalam hasratmu.

Cuisi Cinta Maulana Jalaluddin Rumi

TANPA CINTA, SEGALANYA TAK BERNILAI
Jika engkau bukan seorang pencinta,
maka jangan pandang hidupmu adalah hidup
Sebab tanpa Cinta, segala perbuatan tidak akan
dihitung Pada Hari Perhitungan nanti
Setiap waktu yang berlalu tanpa Cinta,
akan menjelma menjadi wajah yang memalukan dihadapanNya.
Burung-burung Kesedaran telah turun dari langit
dan terikat pada bumi sepanjang dua atau tiga hari
Mereka merupakan bintang-bintang di langit
agama yang dikirim dari langit ke bumi
Demikian pentingnya Penyatuan dengan Allah
dan betapa menderitanya Keterpisahan denganNya.
Wahai angin, buatlah tarian ranting-ranting
dalam zikir hari yang kau gerakkan dari Persatuan
Lihatlah pepohonan ini ! Semuanya gembira
bagaikan sekumpulan kebahagiaan
Tetapi wahai bunga ungu, mengapakah engkau larut dalam kepedihan ?
Sang lili berbisik pada kuncup : “Matamu yang menguncup akan segera mekar. Sebab engkau telah merasakan bagaimana Nikmatnya Kebaikan.”
Di manapun, jalan untuk mencapai Kesucian Hati
adalah melalui Kerendahan Hati.
Hingga dia akan sampai pada jawaban “YA” dalam pertanyaan :
“Bukankah Aku ini Rabbmu ?”